Zat
besi adalah suatu komponen dari berbagai enzim yang mempengaruhi
seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh. Zat
besi merupakan zat dalam
tubuh manusia yang erat dengan ketersediaan jumlah darah yang
diperlukan. Karena itu zat besi punya peran vital bagi tubuh kita.
Zat besi merupakan
mineral yang diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Untuk mengangkut
oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin
di dalam sel darah merah dan myoglobin
di dalam serabut otot. Selain
mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan, zat besi juga mengangkut electron
dalam proses pembentukan energi di dalam sel. Bila bergabung dengan
protein di dalam sel, zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam
pembentukan energi di dalam sel. Selain itu zat besi berperan pula
dalam menyokong sistem kekebalan tubuh.
KEBUTUHAN
ZAT BESI
Laki-laki
dewasa (berat badan 75 kg) mengandung ± 4000 mg zat besi, sementara
wanita dewasa (berat badan 55 kg) mengandung ± 2100 mg zat besi.
Laki-laki memiliki cadangan zat besi di dalam limpa dan sumsum tulang
sebanyak 500-1500 mg, sedangkan wanita hanya mempunyai cadangan zat
besi 0-300 mg. Itulah kenapa anemia
(kekurangan darah)
jarang terjadi pada laki-laki melainkan banyak kasus pada wanita
terutama pada usia subur wanita atau saat mengalami menstruasi.
Menurut
pemilik akun blog pengumpuldollar.wordpress.com kebutuhan zat besi
pada pria dewasa antara 40-50 miligram perkilogram berat badan,
sedangkan bagi perempuan antara 35-50 miligram perkilogram berat
badan.
Sedangkan
menurut Wikipedia kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin
dan umur.
Kecukupan
yang dianjurkan yaitu:
- anak usia 2-6 tahun 4,7 mg/ hari
- anak usia 6-12 tahun 7,8 mg/ hari
- laki-laki usia 12-16 tahun 12,1 mg/ hari
- gadis remaja usia 12-16 tahun 21,4 mg/ hari
- laki-laki dewasa 8,5 mg/ hari
- perempuan dewasa usia subur 18,9 mg/ hari
- perempuan usia menopause 6,7 mg/ hari
- ibu menyusui 8,7 mg/ hari
Angka
kecukupan ini dihitung berdasarkan bioavailability (ketersediaan hayati)
sebesar 15%.
Zat besi dalam makanan
dapat berasal dari sumber nabati dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber
hewani dengan ketersediaan hayati 20-23%.
KEKURANGAN
ZAT BESI
Kekurangan
zat besi merupakan kekurangan zat makanan yang paling banyak
ditemukan di dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia
pada perempuan, laki-laki dan anak-anak. Perdarahan yang
mengakibatkan hilangnya zat besi dari tubuh menyebabkan kekurangan
zat besi yang harus diobati dengan pemberian zat besi tambahan.
Kekurangan zat besi juga bisa merupakan akibat dari asupan makanan
yang tidak mencukupi. Kekurangan seperti ini sering terjadi selama
kehamilan karena sejumlah besar zat besi harus disediakan ibu untuk
pertumbuhan janin.
Pada wanita hamil,
kasus ini harus dihindari agar tak mengganggu kesehatan janin dan ibu
yang mangandung.
Anemia
karena kekurangan zat besi juga biasa terjadi pada perempuan usia
remaja yang sedang tumbuh dan mulai mengalami siklus menstruasi.
Gejala
yang timbul pada penderita anemia diantaranya:
- Rasa lelah yang cepat terasa, biasanya dibarengi dengan rasa ngilu, pusing kepala, mual, berkurangnya nafsu makan
- Pucat
- Spoon nails atau kuku sendok yaitu suatu kelainan bentuk dimana kuku-kuku tampak tipis dan berbentuk cekung/ berlekuk
- Kelemahan yang disertai dengan berkurangnya kekuatan otot
- Perubahan dalam tingkah laku kognitif
Diagnosa:
Diagnosa
ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan darah yang
menunjukkan adanya anemia
dan kadar zat besi dan feritin
yang rendah. Feritin
adalah protein yang mengandung atau menyimpan zat besi.
Pengobatan:
Diberikan
zat besi dosis tinggi 1 kali/ hari selama beberapa minggu dan
dilanjutkan sampai sel-sel darah merah dan cadangan zat besi kembali
normal.
KELEBIHAN
ZAT BESI
Selain
kekurangan zat besi, kelebihan zat besi pun dapat terjadi dan
berakibat fatal jika tidak segera ditanggulangi. Kelebihan zat besi
dapat menyebabkan keracunan (dengan gejala muntah-muntah dan diare)
serta kerusakan usus.
Sebab-sebab
seseorang mengalami kelebihan zat besi yaitu:
- Mendapatkan terapi zat besi dalam jumlah yang berlebihan atau dalam waktu yang terlalu lama
- Menerima beberapa tranfusi darah
- Menderita alkoholisme menahun
Hemokromatosis
merupakan penyakit kelebihan zat besi yang diturunkan, dimana terlalu
banyak zat besi yang diserap. Penyakit ini dapat berakibat fatal,
walau begitu mudah diobati. Biasanya gejala-gejalanya tidak timbul
sampai usia pertengahan dan berkembang secara tersembunyi.
Gejalanya
diantaranya adalah:
- Kulit menjadi berwarna merah tembaga
- Sirosis
- Kanker hati
- Diabetes
- Gagal jantung, yang bisa berkembang menyebabkan kematian mendadak
- Artritis
- Impotensi
- Kemandulan
- Hipotiroid
- Kelelahan menahun
Pencegahan
dan pengobatan:
Untuk
mengetahui adanya kelebihan zat besi dapat dilakukan pemeriksaan
darah. Seluruh keluarga dari penderita juga harus diperiksa, karena
penyakit ini merupakan penyakit keturunan.
Bloodletting
merupakan pengobatan pilihan.
Diagnosa
dan pengobatan dini memungkinkan penderita hidup sehat dan berumur
panjang.
MAKANAN
YANG MENGANDUNG ZAT BESI
Seperti telah disinggung di atas, ada dua jenis zat besi yang dapat
ditemukan dari makanan, yaitu
1. Zat besi heme, terutama ditemukan dalam makanan produk
hewani
2. Zat besi non-heme, lebih
dari 85% zat besi dalam makanan sehari-hari, bersumber dari tanaman atau
sayuran. Zat besi Heme diserap lebih baik daripada non-heme. Zat besi non-heme
akan diserap dengan baik oleh tubuh apabila dikombinasikan dengan protein
hewani, vitamin C dan asam organik lainnya. Untuk memaksimalkan penyerapan zat
besi usahakan untuk mengurangi konsumsi kopi, teh dan coklat.
Agar terhindar dari situasi kekurangan zat besi, perbanyak konsumsi
makanan yang kaya kandungan besi, seperti daging tanpa lemak, hati, kerang,
telur, tiram, unggas dan ikan. Sementara sumber nabati bisa diperoleh dari
nasi, gandum, kacang-kacangan, kentang, dan sayur-sayuran - terutama bayam.
Selain kaya zat besi, bayam juga mengandung vitamin C, E dan memiliki kadar
antioksidan tinggi. So, selain dapat
memenuhi kebutuhan zat besi, bayam pun berkhasiat memelihara jantung serta
menghindari stroke dan kanker.
Zat Besi bagi Vegetarian
Banyak orang khawatir saat beralih menjadi vegetarian atau vegan, apakah makanan vegetarian dapat memenuhi asupan zat besi yang dibutuhkan tubuh? Apakah pembaca juga berfikir demikian? Anda tidak perlu khawatir karena banyak sekali makanan vegetarian yang kaya akan zat besi.
Menurut
sebuah penelitian dengan vegan
dan vegetarian
sebagai relawan, terlihat kadar zat besi mereka jauh lebih baik
daripada orang yang bukan vegetarian.
Berikut ini makanan vegetarian yang kaya akan zat besi menurut duniafitnes.com:
- Sereal; termasuk sereal sorgum, gandum, oat, millet, barley, dan quinoa. Jenis sereal ini sangat cocok untuk dikonsumsi sebagai menu sarapan.
- Kacang-kacangan dan polong-polongan; misal kacang black eye, kacang pinto, kacang garbanzo, kacang polong, kacang kedelai, buncis, dan kacang merah.
- Produk kedelai dan produk olahan dari kedelai seperti tahu, tempe, perkedel kedelai, susu kedelai, dan yogurt kedelai.
- Kacang dan biji-bijian. Jenis kacang-kacangan misalnya almond, kacang mete, buah ara kering, aprikot, dan kismis; termasuk kwaci dari biji bunga matahari, biji labu, dan biji wijen.
- Buah; yaitu kurma, semangka, berries, plum, pisang, buah kiwi, mangga, markisa, pepaya, delima, anggur, jeruk, persik, dan lain-lain.
Jika
mengalami gejala anemia, atasi dengan
menyesuaikan atau merubah diet dengan konsumsi makanan vegetarian yang kaya zat besi. Suplemen zat besi juga dapat dikonsumsi untuk membantu memasok
zat besi dalam tubuh.
Demikian
ulasan tentang pentingnya fungsi zat besi dan bagaimana meningkatkannya. Semoga
kita semua sehat selalu. Aamiin... :)
[Sumber:
id.wikipedia.org, medicastore.com, duniafitnes.com,
pengumpuldollar.wordpress.com]