Pterygium adalah munculnya suatu timbunan atau
selaput pada mata yang bentuknya seperti segitiga atau seperti sayap pada mata
dengan puncak berada di arah kornea mata. Pterygium
oleh sebagian orang dikenal sebagai “daging tumbuh” di selaput bening mata,
bahkan dulu sering disalahartikan sebagai katarak. Kondisi ini biasanya terjadi
di sudut mata bagian dalam, meskipun dapat juga tampak di sudut bagian luar. Kondisi
ini berkembang secara perlahan, sifatnya jinak dan pada umumnya tidak bertumbuh
ataupun membesar sehingga tidak berbahaya, walaupun demikian tidak enak
dipandang. Namun kelainan bisa terjadi hingga pterygium menutupi bagian kornea
mata dan dalam beberapa kasus langka, dapat tumbuh cukup besar sehingga
menutupi kornea pusat dan mengganggu penglihatan.
SEBENARNYA APA PTERYGIUM?
Pterygium
adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskuler
konjungtiva dan subkonjungtiva bulbi
berbentuk selaput tipis dari jaringan bagian putih mata dan mengalami
pembesaran yang meluas ke arah kornea. Kelainan ini banyak ditemukan pada
penduduk yang hidup di daerah tropis, seperti Indonesia yang udaranya dominan
panas dan berdebu. Penyakit ini lebih banyak menimpa para pekerja out door yang banyak melakukan aktivitas
di luar ruangan karena lebih sering terkena sinar matahari, angin dan debu. Pterygium
jarang diderita oleh anak-anak.
PENYEBAB PTERYGIUM
Penyebab
pasti pterygium masih belum diketahui
secara pasti, diperkirakan disebabkan karena faktor iritasi dari luar dan berbagai
faktor yang saling berinteraksi secara bersamaan. Namun cahaya ultraviolet (UV)
dari sinar matahari selama berjam jam di luar ruangan dan di lingkungan yang
kering dan berdebu terbukti menjadi faktor yang paling berkontribusi terhadap
timbulnya kondisi ini. Iritasi berupa panas paparan sinar matahari, angin, debu,
pasir, asap, uap kimia, AC, dan partikel-partikel yang terbawa oleh angin dapat
memicu peradangan yang berulang, sehingga jaringan tersebut makin meluas ke
dalam bola mata. Penyebab yang lain adalah berbagai zat iritan, faktor genetik, alergi, kekeringan pada mata, faktor angiogenik, dan infeksi papilomavirus.
GEJALA/ TANDA-TANDA PTERYGIUM
Gejala
utama dari penyakit ini adalah terasa ada butiran pasir atau benda asing di
mata di bola mata. Mata akan terasa tidak leluasa untuk melihat, terkadang terasa sembab dan berair. Rasa panas, pedih, gatal, kering dan nyeri di daerah jaringan putih mata
terkadang juga sering muncul. Ketika dilakukan pemeriksaan akan ditemukan bintik yang tumbuh
dengan warna merah akibat ada pembuluh darah yang terganggu. Pertumbuhan berwarna putih dengan pembuluh darah yang terlihat menonjol di
sudut mata bagian dalam dan/ atau luar. Pterygium dapat terjadi pada satu atau
kedua mata. Jika terus dibiarkan dapat mengganggu penglihatan, penglihatan buram, dan pada beberapa kasus parah pertumbuhan dapat menutupi kornea pusat
atau menyebabkan astigmatisme karena
tekanan pada permukaan kornea. Kondisi
yang awalnya hanya berupa benjolan kecil, lama-kelamaan dapat menebal membentuk
menyerupai segitiga yang menutupi bola mata. Hal ini yang mengakibatkan
gangguan penglihatan, akibat tarikan pada selaput bening (kornea mata) atau
bahkan pada kasus yang berat menutupi lubang penglihatan (pupil).
CARA MENCEGAH PERTUMBUHAN PTERYGIUM
Untuk
pencegahan tentu saja dengan menghindari faktor resiko. Beri perlindungan pada
mata yaitu dengan memakai sun glasses
(kacamata hitam) dengan proteksi
sinar ultraviolet ketika berada di
luar ruangan atau saat mengemudikan kendaraan, topi bertepi lebar ketika
terpapar sinar matahari yang sangat kuat dan payung saat melakukan aktivitas di
ruang terbuka yang berdebu dan juga panas. Selain itu sebisa mungkin hindari
kelelahan mata dan jaga kelembaban mata dengan tetes mata penyegar.
Untuk
pendeteksian dini lebih baik periksakan mata secara rutin ke dokter mata untuk
mengetahui adanya gejala ataupun gangguan pada mata kita.
Tindak
lanjutnya setelah menderita pterygium dengan
menggunakan obat tetes mata, obat oral maupun tindakan lain menurut rekomendasi
dokter.
Mata penderita Pterygium |
STADIUM PTERYGIUM
Berdasarkan pertumbuhannya pterygium dibagi menjadi 4 stadium, yakni:
Stadium
1: puncak pterygium pada limbus
Stadium
2: puncak pterygium mengenai kornea antara limbus dan pertengahan jarak limbus ke tepi pupil.
Stadium
3: puncak pterygium mengenai kornea antara pertengahan jarak limbus
ke tepi pupil dan tepi pupil.
Stadium
4: puncak pterygium telah melewati tepi pupil
PENGOBATAN PTERYGIUM
Pada tahap
awal, dimana tidak terdapat gejala yang mengganggu dan ketika pterygium tidak signifikan secara
kosmetik, kondisi ini tidak perlu diobati.
Ketika
pterygium menyebabkan iritasi,
kemerahan atau ketidaknyamanan, umumnya diberikan obat tetes mata lubricant atau artificial
tears (tetes air mata buatan) untuk membantu melembabkan mata dan
meringankan ketidaknyamanan. Tetes mata ini tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan pterigium. Adapula obat oral
(minum) yang mengandung antiinflamasi.
Namun
bila pterigium telah cukup besar dan
sangat mengganggu penglihatan, seperti penglihatan buram, dapat dilakukan
operasi.
Operasi
pengambilan pterygium relatif aman.
Operasi pterygium dilakukan dengan
pembiusan lokal, dengan cara menyuntikkan obat kejaringan pterygium yang sebelumnya juga sudah ditetesi anti rasa sakit, karenanya
selama operasi tidak terasa sakit.
Operasi
melibatkan pengangkatan daging tumbuh dan penanaman plester transparan yang
disebut konjungtiva pada bekas luka
operasi untuk mengurangi resiko pterigium
tumbuh kembali (berulang). Plester konjungtiva
ini biasanya diambil dari mata pasien itu sendiri (autograft konjungtiva). Penempelan autograft dapat dengan jahitan atau tanpa jahitan, misalnya dengan
penggunaan lem fibrin. Operasi mata pterygium modern (Modern Autograft Surgery) sangat signifikan keberhasilannya dan
pasien dapat beraktifitas kembali satu hingga dua hari setelah operasi.
Perawatannya
tentu saja mencegah supaya tidak terjadi infeksi, selama seminggu mata jangan sampai
terkena air dan debu. Paska operasi biasanya akan diberikan terapi lanjut
seperti penggunaan sinar radiasi B atau terapi lainnya.
Resiko
pterygium berulang (tumbuh kembali) setelah
operasi pengangkatan dan autograft
konjungtiva dapat saja terjadi meskipun cukup rendah. Bagaimanapun
kesehatan mata harus tetap dijaga dengan ekstra, mata perlu istirahat yang
cukup dan tetap jauhi paparan sinar UV, angin, debu, dan hal-hal yang
mengakibatkan iritasi mata yang telah saya sebutkan di atas.
DAMPAK PTERYGIUM
Pterygium
jarang sampai menyebabkan kebutaan, namun jangan meremehkannya karena kasus ini
bisa saja terjadi jika selaput daging tumbuh di mata ini meluas
hingga menutupi seluruh area mata. Biasanya keluhan iritasi dan mata menjadi
terlihat menjijikkan sering menjadi alasan pasien untuk datang berobat. Keluhan
yang sering terjadi pada penderita pterygium
adalah mata sering merah, penglihatan menjadi kabur dan sangat terasa sakit
saat kena debu.
Bila pterygium semakin besar dapat
menyebabkan silau atau astigmatisma. Ada pterygium yang tumbuh secara perlahan namun ada juga yang tumbuh
secara cepat. Penglihatan akan menjadi kabur jika pterygium telah menutupi bagian tengah kornea.
Apabila
sudah ada bintik yang tumbuh di area kornea,
apalagi mendekati tepi pupil mata, dan sangat mengganggu maka satu-satunya
jalan adalah dengan melakukan pembedahan. Sebab jika masalah ini dibiarkan akan
mempengaruhi pandangan penderita.
DIAGNOSIS BANDING (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS) PTERYGIUM
Beberapa kondisi atau keadaan yang
hampir sama atau menyerupai pterygium
antara lain:
1. Conjunctival intraepithelial neoplasia
2. Dermoid
3. Pannus
Komplikasi Pterygium:
1.
Cataract
2. Visual loss (buta)
3. Scleral necrosis
4. Persistent epitheliel defect (kelainan epitel yang menetap)
5. Pingueculitis
6. Dellen formation adjacent to pingueculae
7. Corneal scaring – with pterygium
Seperti
apapun kondisi anda akan lebih baik dan amannya anda periksa dan berkonsultasi
ke dokter spesialis mata.
[Sumber: snec.com, netsains.net, dhianawati.blogspot.com,
nusapenida1.diskesklungkung.net,
terapimata.com]
ada obat herbalnya ngga yah,,kalo di cilacap di mana belinya.
ReplyDeleteWah maaf Pak saya kurang tahu. Jika nanti saya dapat informasi tentang itu insya Alllah akan saya share di blog ini.
DeleteTerima kasih bapak atas komentar/ pertanyaannya. Bagi yang sakit semoga diberi kesembuhan. Aamiin... :)