| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Friday 21 March 2014

MENYEMBUHKAN ALERGI

     Alergi merupakan keadaan yang timbul sebagai reaksi terhadap zat-zat asing yang berasal dari luar tubuh, misalnya debu, serbuk sari, makanan, kosmetik, udara dan obat-obatan tertentu. Alergi juga dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya vitamin dan mineral, yang mungkin disebabkan oleh diet yang salah, atau akibat tidak langsung dari gagalnya lapisan dinding usus untuk menyerap zat gizi dalam jumlah yang cukup. Reaksi alergi dapat berupa gatal-gatal, hidung tersumbat, peradangan, serta gejala iritasi lainnya.
     Apakah ada obat untuk alergi? Tidak ada obat kata dokter, yang ada ialah sedapat mungkin mengenali alergen-nya kemudian menghindarinya. Alergi juga bisa diminimalkan dengan memperkuat daya tahan tubuh, mengkonsumsi makanan bergizi, buah-buahan yang cukup dan ditunjang dengan suplemen kesehatan jika diperlukan. Menjaga kebersihan badan juga membantu mengatasi alergi.

      Walaupun begitu Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma punya alternatif penyembuhan alergi dengan tanaman berkhasiat obat yang bisa dicoba:
1. 30 gram jahe, 30 gram gula merah, dan 30 cc cuka beras putih; direbus dan airnya diminum.
2. 30 lembar daun  tzesu direbus dengan 600 cc air hingga airnya tersisa 300 cc, lalu airnya diminum.
3. 100 gram pepaya setengah matang, 60 gram jahe dan 100 cc cuka beras, rebus dengan air secukupnya. Kemudian disaring, airnya diminum dan pepayanya bisa dimakan.
4. Wortel secukupnya dijus hingga tertampung 200 cc, lalu diminum.

  Sedangkan Pak Bambang Eko Cahyono, ST., CTQM., CHR., dalam blognya (ecahyono.blogspot.com) berbagi tips untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk menghadapi alergi. Berikut tips beliau:
1. Konsumsilah jahe dan madu
Jahe dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh kita disamping suplemen multivitamin yang biasa dikonsumsi. Tahukah teman-teman bahwa 1 kilogram madu kandungan energinya sebanding dengan 50 butir telur. Kandungan gizi utama madu adalah aneka senyawa karbohidrat seperti gula fruktosa (41%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan dekstrin (1,5%).
2. Bagi yang kurang suka jahe dan/ atau madu dan lebih suka minum minuman yang segar-segar ada pilihan lain nih.
Rajin-rajinlah minum jus jeruk, jus Jambu atau jus strawberry, karena buah ini kaya vitamin C dan (antioksidannya dapat mencegah kanker pula).
3. Makan Kecambah Masak/ Olahan Kecambah
Kecambah kaya gizi dan penuh misteri. Kandungan gizi dalam kecambah akan naik jika dimasak, kandungan vitamin A, B dan C-nya meningkat mulai dari 2,5 sampai 300 kali lipat.
Khasiat kecambah antara lain memperlambat proses penuaan, anti kanker, menambah kesuburan, dan memperlancar pencernaan.
Kandungan gizi pada kecambah antara lain Energi 50,00 Ka, Protein 5,70 g, Lemak 0,10 g, Karbohidrat 10,00 g, Kalsium 32,00 mg, Fosfor 96,00 mg, Serat 0,70 g, Zat Besi 1,10 mg, Vit A1 3.00RE, Vit B10.13 mg, Vit B2 0,15 mg, Vit C 41,00 mg, Niacin 1,00 mg

Yang tidak punya alergi terhadap kecambah dan juga ikan asin dapat mencoba resep berikut ini:
Bahan-bahan:
1. Kecambah yang sudah dibersihan akarnya 500 gram
2. Bawang putih 4 siung dicincang halus
3. Bawang bombay 1/2 siung iris tipis.
4. Jahe 1 ruas jari, digeprek
5. Ikan asin potong korek api digoreng kering
6. Garam, gula,minyak untuk menumis.
Cara membuat:
Tumis jahe, bawang putih, bawang bombay. Lalu masukkan kecambah, garam, gula dan ikan asin. Aduk sebentar 30 detik lalu angkat. (Gunakan api besar saat menumis)



[Sumber: dari berbagai sumber]


Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,”
(QS.Asy-Syu’araa’: 79-80)

ALERGI

    Beberapa hal penting yang harus diketahui orang tua terkait masalah alergi pada anak diantaranya adalah:

1. Reaksi Alergi
   Alergi terhadap makanan pada anak-anak terjadi terutama pada jenis makanan susu, gandum, telur dan kacang. Seringkali reaksi alergi yang muncul berupa gatal-gatal, bengkak pada bibir, lidah dan wajah bengkak setelah anak makan makanan tersebut. Kadang-kadang reaksi makanan juga bisa ditandai dengan eksim atau sakit asma ringan. Melakukan evaluasi terhadap makanan tertentu yang dicurigai sebagai pemicu alergi (alergen) dapat memberikan jawabannya sehingga di kemudian hari bisa dihindari.
 
2. Alergi termasuk Jenis Penyakit yang Diturunkan (Herediter).
    Faktor keturunan punya kecenderungan kuat sebagai pembawa genetika pengidap alergi. Jika salah satu orang tua alergi kemungkinan anak memiliki alergi sekitar 40 %. Jika kedua orang tua alergi maka risiko anak mendapatkan alergi meningkat menjadi 75 %. Namun dalam beberapa kasus tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa alergi bersifat turun-temurun. 
 
3. Umur Anak Harus Tes Alergi
   Jika alergi terhadap makanan seperti susu, telur atau kacang dicurigai; pengujian dapat dilakukan dengan tes kulit atau darah pada usia berapa pun. Jika asma atau demam terjadi, pengujian kulit juga dapat dengan mudah dilakukan pada usia berapa pun. Kebutuhan akan pengujian tergantung pada seberapa luas dan keparahan gejala alergi.

4. Jika Bayi Alergi Susu Formula dan Ibu Tidak Bisa Menyusui
   Kebanyakan formula berbasis susu sapi. Ada sejumlah susu formula yang tersedia untuk anak-anak yang alergi atau toleran terhadap produk susu sapi; ini termasuk susu berbasis kedelai, susu berbasis gandum, susu bebas laktosa, susu formula berbasis protein dan asam amino. Namun sebelum memberikan produk susu tersebut, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

5. Pemberian Antihistamin
  Ada beberapa antihistamin yang tersedia tanpa resep dokter yang dapat diberikan kepada anak-anak. Namun obat ini tidak boleh diberikan kepada anak usia lebih muda atau dibawah rekomendasi yang tertera pada kemasan obat. Sebaiknya, para orang tua tetap berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan apakah usia anak sudah sesuai dengan rekomendasi resep.


[Sumber: Ecahyono.blogspot.com]


Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,
Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,”
(QS.Asy-Syu’araa’: 79-80)


Monday 17 March 2014

PENYAKIT MUSIM HUJAN


    Berikut adalah berbagai penyakit yang sering muncul saat musim hujan mulai datang:

1. Sakit di Saluran Pernafasan
  Udara dingin memicu penyakit-penyakit pernafasan dari ringan hingga berat, misalnya flu atau infeksi saluran pernafasan. Konsumsilah vitamin dan makanan-makanan yang meningkatkan kekebalan tubuh, hindari kehujanan dan tidur terlalu larut karena udara dingin di malam hari dan tubuh yang tidak beristirahat mampu memicu muncul atau kambuhnya penyakit seperti asma hingga ISPA.
2. Sakit Diare dan Muntaber
    Di musim penghujan lalat biasanya muncul, oleh karena itu kebersihan makanan sebaiknya dijaga. Kadang orang menyepelekan bakteri pada makanan padahal ketika kita sakit perut karena bakteri, pencernaan Anda akan tersiksa dan bisa mengalami sakit perut atau mual yang cukup hebat. Konsumsilah makanan yang higienis dari bahan alami dengan asupan gizi seimbang.

3. Demam Berdarah
   Hindari membuat tumpukan pakaian, barang bekas atau menampung air yang tak ditutup, karena tempat demikian sangat ideal menjadi sarang nyamuk.  
4. Gatal dan Jamur
   Penyakit kulit juga bisa melanda bila kelembaban terlalu tinggi. Misalnya bantal yang tak dijemur, sepatu yang basah, baju yang kurang kering mampu menimbulkan jamur dan bakteri di kulit. Pastikan rumah Anda mendapat sinar yang cukup matahari, sirkulasi udara juga bagus, sehingga tidak memicu tumbuhnya jamur.


[Sumber: Vemale.com)


“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?”
(QS. As-Sajdah: 27)

“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,”
(QS.Asy-Syu’araa’: 80)

 

Wednesday 5 March 2014

DOKTER AYU CS BEBAS

Masih ingatkah pembaca dengan terpidana kasus malpraktik yang berakibat meninggalnya salah seorang ibu saat setelah melahirkan anaknya, yang sempat menyita perhatian pemerhati dan praktisi kesehatan, media serta masyarakat? Yup dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani Sp.OG, ternyata hanya tiga bulan saja menghuni Rutan Malendeng, Manado. Terhitung sejak tanggal 7 Februari 2014 dr. Dewa Ayu Sasiary Prawani Sp.OG serta dua rekannya, dr. Hendry Simanjuntak Sp.OG dan dr. Hendy Siagian Sp.OG, dapat menghirup udara bebas. Mahkamah Agung (MA) telah mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Ayu cs.

Bebasnya tiga terpidana itu diputus dalam sidang PK yang dihadiri lima hakim agung, yang diketuai oleh Mohammad Saleh. Saat dikonfirmasi, Humas MA, Ridwan Mansyur menyampaikan Majelis PK menyatakan pemohon PK tidak menyalahi SOP dalam menangani operasi Section Caesarea. Hal ini berarti putusan Judex Jurist (MA) awal November 2013 yang memutuskan dr. Ayu cs bersalah dan divonis 10 bulan batal. PK menyatakan pertimbangan Judex Factie (Pengadilan Negeri) yang memutuskan dr. Ayu cs tidak bersalah sudah tepat dan benar. Dalam putusannya majelis PK meminta agar tiga terpidana segera dibebaskan dan nama baiknya dipulihkan. Namun lima hakim tsb tidak bulat dalam mengabulkan PK Ayu cs, hakim Surya Jaya mempunyai pendapat lain (Dissenting Opinion).

Untuk menyegarkan ingatan kita tentang kasus tsb akan saya coba jabarkan kronologis kejadian. Kasus tsb berawal ketika dr. Ayu dan dua rekannya, dr. Hendry dan dr. Hendy menangani pasien bernama Julia Fransiska Makatey yang melahirkan anak keduanya pada tahun 2010 melalui operasi caesar. Saat operasi keluar darah hitam yang menandakan pasien kehabisan oksigen. Sang ibu yang malang itu pun meninggal dunia tak lama setelah putrinya bernama Flora Notanubun, berhasil dikeluarkan. Emboli (gelombang udara) yang masuk ke jantung ibu tsb dituding sebagai kelalaian dokter sehingga Ayu cs dipidanakan.

Pidana terhadap dr. Ayu cs memancing reaksi para dokter se-Indonesia. Sebagian besar dari mereka serentak memprotes putusan tsb dengan cara mogok praktik selama sehari pada tanggal 27 November 2013, akibatnya banyak pasien terlantar.

Saat dihubungi wartawan Jawa Pos di Kejaksaan Agung tanggal 7 Februari 2014, Setia Untung Arimuladi selaku Kepala Pusat Penerangan Hukum, ketika ditanya apakah ada upaya hukum dari kejaksaan untuk mengajukan PK tandingan atas putusan MA tsb, beliau hanya menjawab diplomatis, “kami pelajari dulu putusannya, tidak bisa bicara sembarangan.”

Sementara itu rekan seprofesi Ayu dkk, Nurdadi Saleh selaku Ketua umum Perkumpulan Obsetri Ginekologi Indonesia (POGI) menyambut baik putusan MA tsb. Beliau pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kebebasan rekan sejawatnya itu. Kejadian ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kami semua. Menurut Nurdadi pihak dokter akan lebih berhati-hati dan akan memperbaiki bentuk komunikasi dengan pasien maupun keluarga pasien agar dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk masyarakat.

Sementara itu Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) yang sejak awal menuntut Ayu dkk. diadili menyatakan akan menghormati putusan MA tsb. Meskipun begitu, direktur YPKKI, Marius mendesak pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk lebih tegas terhadap masalah patient safety. Beliau meminta agar pemerintah mewajibkan para pelayan kesehatan memberlakukan patient safety sesuai dengan ketentuan WHO tahun 2002. Didalamnya disebutkan perlu ada norma, standard pelayanan, pedoman, dan peraturan global lainnya agar pasien selamat, begitupun pemberi layanan.

Kesadaran akan hal tsb yang masih kuranglah yang perlu terus diperbaiki. Jangan sampai pasien tidak mendapat pelayanan yang baik, dan takut memintanya, serta pemberi layanan juga takut mengambil tindakan terbaik.


[Sumber: Harian Jawa Pos 8 Februari 2014]

Keluhan Pasien terhadap Pelayanan BPJS Kesehatan

Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuat sebagian pasien mengeluh. Mereka menilai bahwa pelayanan BPJS Kesehatan belum maksimal. Sebab jumlah obat yang diberikan kepada pasien ASKES yang beralih ke BPJS Kesehatan berkurang.

Seperti yang dialami Siswanto, salah seorang pasien Poli Syaraf di RSUD dr. Iskak Tulungagung, 10 Januari 2014 lalu. Dia menderita stroke sejak September tahun lalu. Sebelumnya saat masih memakai ASKES, dia menjalani rawat jalan dan mengonsumsi obat setiap hari tanpa khawatir kekurangan stok. Namun ketika ada Program BPJS Kesehatan, dia mengalami kendala terkait dengan obat. Stok obat di apotek yang ditunjuk dokter tidak lengkap, selain itu, Siswanto tidak bisa mendapat obat dengan cepat. “Saya mengambil obat di apotek yang ditunjuk dokter namun obat tersebut tidak tersedia di apotek itu, jadi saya harus menunggu hingga tiga hari. Sampai sekarang saya belum mengambil obat itu.”

Masalah lain adalah obat yang diberikan dokter itu hanya cukup untuk seminggu. Padahal sebelum BPJS Kesehatan diterapkan, Siswanto bisa memperoleh obat untuk sebulan. “Ketika saya tanyakan, dokter hanya menjawab bahwa hal tersebut merupakan aturan BPJS. Jadi ketika ada BPJS jatah obat seakan-akan dikurangi”, jelasnya.
Siswanto berharap program BPJS Kesehatan tersebut tidak megurangi jatah obat untuk dirinya ataupun pasien lain. “Saya meminta jatah obat kembali seperti ketika memakai ASKES, yakni sebulan penuh”, tuturnya.

Wakil Direktur (Wadir) RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr Mastur menjelaskan obat yang diberikan kepada pasien Siswanto bukan untuk seminggu melainkan 10 hari. Hal tersebut adalah kebijakan rumah sakit. Meski demikian pada pertengahan Januari, pihaknya akan mengevaluasi semua aturan BPJS.
Pemberian obat itu disesuaikan dengan penyakitnya. Jika hanya penyakit ringan seperti batuk dan pilek, obatnya tidak lebih dari seminggu. Tetapi untuk penyakit kronis obatnya bisa dikonsumsi sampai sepuluh hari”, ucapnya.


[Sumber: Jawa Pos]