| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Monday 30 June 2014

DAGING TUMBUH DI MATA (PTERYGIUM)

       Banyak sekali penyakit yang berkaitan dengan masalah mata, salah satunya adalah adanya daging yang tumbuh di bola mata atau yang kita kenal dengan istilah pterygium (jamak: pterigia).
Pterygium adalah munculnya suatu timbunan atau selaput pada mata yang bentuknya seperti segitiga atau seperti sayap pada mata dengan puncak berada di arah kornea mata. Pterygium oleh sebagian orang dikenal sebagai “daging tumbuh” di selaput bening mata, bahkan dulu sering disalahartikan sebagai katarak. Kondisi ini biasanya terjadi di sudut mata bagian dalam, meskipun dapat juga tampak di sudut bagian luar. Kondisi ini berkembang secara perlahan, sifatnya jinak dan pada umumnya tidak bertumbuh ataupun membesar sehingga tidak berbahaya, walaupun demikian tidak enak dipandang. Namun kelainan bisa terjadi hingga pterygium menutupi bagian kornea mata dan dalam beberapa kasus langka, dapat tumbuh cukup besar sehingga menutupi kornea pusat dan mengganggu penglihatan.  

SEBENARNYA APA PTERYGIUM?  
      Pterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskuler konjungtiva dan subkonjungtiva bulbi berbentuk selaput tipis dari jaringan bagian putih mata dan mengalami pembesaran yang meluas ke arah kornea. Kelainan ini banyak ditemukan pada penduduk yang hidup di daerah tropis, seperti Indonesia yang udaranya dominan panas dan berdebu. Penyakit ini lebih banyak menimpa para pekerja out door yang banyak melakukan aktivitas di luar ruangan karena lebih sering terkena sinar matahari, angin dan debu.  Pterygium jarang diderita oleh anak-anak. 
PENYEBAB PTERYGIUM
      Penyebab pasti pterygium masih belum diketahui secara pasti, diperkirakan disebabkan karena faktor iritasi dari luar dan berbagai faktor yang saling berinteraksi secara bersamaan. Namun cahaya ultraviolet (UV) dari sinar matahari selama berjam jam di luar ruangan dan di lingkungan yang kering dan berdebu terbukti menjadi faktor yang paling berkontribusi terhadap timbulnya kondisi ini. Iritasi berupa panas paparan sinar matahari, angin, debu, pasir, asap, uap kimia, AC, dan partikel-partikel yang terbawa oleh angin dapat memicu peradangan yang berulang, sehingga jaringan tersebut makin meluas ke dalam bola mata. Penyebab yang lain adalah berbagai zat iritan, faktor genetik, alergi, kekeringan pada mata, faktor angiogenik, dan infeksi papilomavirus.

GEJALA/ TANDA-TANDA PTERYGIUM
      Gejala utama dari penyakit ini adalah terasa ada butiran pasir atau benda asing di mata di bola mata. Mata akan terasa tidak leluasa untuk melihat, terkadang terasa sembab dan berair. Rasa panas, pedih, gatal, kering dan nyeri di daerah jaringan putih mata terkadang juga sering muncul. Ketika dilakukan pemeriksaan akan ditemukan bintik yang tumbuh dengan warna merah akibat ada pembuluh darah yang terganggu. Pertumbuhan berwarna putih dengan pembuluh darah yang terlihat menonjol di sudut mata bagian dalam dan/ atau luar. Pterygium dapat terjadi pada satu atau kedua mata. Jika terus dibiarkan dapat mengganggu penglihatan, penglihatan buram, dan pada beberapa kasus parah pertumbuhan dapat menutupi kornea pusat atau menyebabkan astigmatisme karena tekanan pada  permukaan kornea. Kondisi yang awalnya hanya berupa benjolan kecil, lama-kelamaan dapat menebal membentuk menyerupai segitiga yang menutupi bola mata. Hal ini yang mengakibatkan gangguan penglihatan, akibat tarikan pada selaput bening (kornea mata) atau bahkan pada kasus yang berat menutupi lubang penglihatan (pupil).

CARA MENCEGAH PERTUMBUHAN PTERYGIUM  
     Untuk pencegahan tentu saja dengan menghindari faktor resiko. Beri perlindungan pada mata yaitu dengan memakai sun glasses (kacamata hitam) dengan proteksi sinar ultraviolet ketika berada di luar ruangan atau saat mengemudikan kendaraan, topi bertepi lebar ketika terpapar sinar matahari yang sangat kuat dan payung saat melakukan aktivitas di ruang terbuka yang berdebu dan juga panas. Selain itu sebisa mungkin hindari kelelahan mata dan jaga kelembaban mata dengan tetes mata penyegar.

Untuk pendeteksian dini lebih baik periksakan mata secara rutin ke dokter mata untuk mengetahui adanya gejala ataupun gangguan pada mata kita.
Tindak lanjutnya setelah menderita pterygium dengan menggunakan obat tetes mata, obat oral maupun tindakan lain menurut rekomendasi dokter.

Mata penderita Pterygium


STADIUM PTERYGIUM  
      Berdasarkan pertumbuhannya pterygium dibagi menjadi 4 stadium, yakni: 
Stadium 1: puncak pterygium pada limbus
Stadium 2: puncak pterygium mengenai kornea antara limbus dan pertengahan jarak limbus ke tepi pupil.
Stadium 3: puncak pterygium mengenai kornea antara pertengahan jarak limbus ke tepi pupil dan tepi pupil.
Stadium 4: puncak pterygium telah melewati tepi pupil

PENGOBATAN PTERYGIUM
       Pada tahap awal, dimana tidak terdapat gejala yang mengganggu dan ketika pterygium tidak signifikan secara kosmetik, kondisi ini tidak perlu diobati.

Ketika pterygium menyebabkan iritasi, kemerahan atau ketidaknyamanan, umumnya diberikan obat tetes mata lubricant  atau artificial tears (tetes air mata buatan) untuk membantu melembabkan mata dan meringankan ketidaknyamanan. Tetes mata ini tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan pterigium. Adapula obat oral (minum) yang mengandung antiinflamasi.

Namun bila pterigium telah cukup besar dan sangat mengganggu penglihatan, seperti penglihatan buram, dapat dilakukan operasi.
Operasi pengambilan pterygium relatif aman. Operasi pterygium dilakukan dengan pembiusan lokal, dengan cara menyuntikkan obat kejaringan pterygium yang sebelumnya juga sudah ditetesi anti rasa sakit, karenanya selama operasi tidak terasa sakit.
Operasi melibatkan pengangkatan daging tumbuh dan penanaman plester transparan yang disebut konjungtiva pada bekas luka operasi untuk mengurangi resiko pterigium tumbuh kembali (berulang). Plester konjungtiva ini biasanya diambil dari mata pasien itu sendiri (autograft konjungtiva). Penempelan autograft dapat dengan jahitan atau tanpa jahitan, misalnya dengan penggunaan lem fibrin. Operasi mata pterygium modern (Modern Autograft Surgery) sangat signifikan keberhasilannya dan pasien dapat beraktifitas kembali satu hingga dua hari setelah operasi.
Perawatannya tentu saja mencegah supaya tidak terjadi infeksi, selama seminggu mata jangan sampai terkena air dan debu. Paska operasi biasanya akan diberikan terapi lanjut seperti penggunaan sinar radiasi B atau terapi lainnya.
Resiko pterygium berulang (tumbuh kembali) setelah operasi pengangkatan dan autograft konjungtiva dapat saja terjadi meskipun cukup rendah. Bagaimanapun kesehatan mata harus tetap dijaga dengan ekstra, mata perlu istirahat yang cukup dan tetap jauhi paparan sinar UV, angin, debu, dan hal-hal yang mengakibatkan iritasi mata yang telah saya sebutkan di atas.

DAMPAK PTERYGIUM   
      Pterygium jarang sampai menyebabkan kebutaan, namun jangan meremehkannya karena kasus ini bisa saja terjadi jika selaput daging tumbuh di mata ini meluas hingga menutupi seluruh area mata. Biasanya keluhan iritasi dan mata menjadi terlihat menjijikkan sering menjadi alasan pasien untuk datang berobat. Keluhan yang sering terjadi pada penderita pterygium adalah mata sering merah, penglihatan menjadi kabur dan sangat terasa sakit saat kena debu.
Bila pterygium semakin besar dapat menyebabkan silau atau astigmatisma. Ada pterygium yang tumbuh secara perlahan namun ada juga yang tumbuh secara cepat. Penglihatan akan menjadi kabur jika pterygium telah menutupi bagian tengah kornea.
Apabila sudah ada bintik yang tumbuh di area kornea, apalagi mendekati tepi pupil mata, dan sangat mengganggu maka satu-satunya jalan adalah dengan melakukan pembedahan. Sebab jika masalah ini dibiarkan akan mempengaruhi pandangan penderita.

DIAGNOSIS BANDING (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS) PTERYGIUM
       Beberapa kondisi atau keadaan yang hampir sama atau menyerupai  pterygium antara lain:
1. Conjunctival intraepithelial neoplasia
2. Dermoid
3. Pannus
Komplikasi Pterygium:
1. Cataract
2. Visual loss (buta)
3. Scleral necrosis
4. Persistent epitheliel defect (kelainan epitel yang menetap)
5. Pingueculitis
6. Dellen formation adjacent to pingueculae
7. Corneal scaring – with pterygium


Seperti apapun kondisi anda akan lebih baik dan amannya anda periksa dan berkonsultasi ke dokter spesialis mata.



[Sumber: snec.com, netsains.net, dhianawati.blogspot.com, nusapenida1.diskesklungkung.net, terapimata.com]

2 comments:

  1. ada obat herbalnya ngga yah,,kalo di cilacap di mana belinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah maaf Pak saya kurang tahu. Jika nanti saya dapat informasi tentang itu insya Alllah akan saya share di blog ini.
      Terima kasih bapak atas komentar/ pertanyaannya. Bagi yang sakit semoga diberi kesembuhan. Aamiin... :)

      Delete